Monday 14 June 2021

UTS BAHASA INDONESIA - RESUME BAB2 BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENJAGA PERSATUAN-KESATUAN BANGSA BUKU WAHYU WIBOWO UNTUK PERGURUAN TINGGI

 BAB 2

BAHASA INDONESIA SEBAGAI PENJAGA PERSATUAN-KESATUAN BANGSA

Dikatakan persatuan karena sejak 28 oktober 1928 bahasa Indonesia oleh para peserta kongres pemuda II diikrarkan sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, acara tersebut di gelar di Gedung Indonesische Club Gebow, di Waterloopplein( sekarang jalan kramat Raya No.106), Jakarta Pusat, kemudian lebih kita kenal sebagai sumpah pemuda.

Sementara itu,dikatakan “kesatuan”, karena Bahasa Indonesia memang telah menjadi satu di dalam diri bangsa Indonesia, mengingat pada awalnya Bahasa Indonesia adalah Bahasa melayu. Sebagaimana diketahui, Bahasa melayu sejak jaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke-7) sudah berperan dan berfungsi sebagai lingua franca (Bahasa perantara), Bahasa kebudayaan (untuk penulisan karya sastra), dan Bahasa resmi (kerajaan).

Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia

Fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia, yaitu sebagai Bahasa resmi, Bahasa negara, Bahasa persatuan, Bahasa kesatuan, dan sekaligus sebagai Bahasa nasional.Dari perspektif kehidupan milenial dewasa ini, fungsi dan kedudukan Bahasa Indonesia pastilah mencerminkan keharmonisan Indonesia, yang mengingat NKRI amat kaya dengan keragaman nilai religi dan budaya, dan oleh karena itu sudah dibuktikan bangsa Indonesia mati-matian bersedia mempertahankan keharmonian tersebut. Menurut Saussure, Bahasa bukan ciptaan individu melainkan warisan dari penutur lain yang mengajarkannya.Dalam ungkapan lain, menurut saya, Bahasa Indonesia adalah suatu bentuk tata permainan Bahasa komunikasi kebangsaan dan kenegaraan dalam rangka mengekspresikan ilmu pengetahuan, seni, dan budaya bangsa Indonesia.

Logika Akademis vs Logika Umum

Bahasa dan logika emang erat berhubungan, karena pada hakikatnya Bahasa membutuhkan penalaran(proses berlogika), agar ungkapan Bahasa kita etis, jelas, jernih, dan komunikatif. Sudah lama dipercaya bahwa antara logika akademis dan logika umu saling bertentangan.Pasalnya, logika akademis selalu diperoleh berdasarkan apa yang diyakini benar oleh masyarakat luas.

            Logika akademis disebut memiliki kebenaran ilmiah, sedangkan logika umum dikatakan memiliki kebenaran akal sehat (common sense) atau kebenaran non-ilmiah.Disebutkan oleh Kant, mengingat sumber pengetahuan adalah rasio dan empiri maka kebenaran ilmiah bertalian dengan putusan-putusan yang oleh karena itu bias bersifat a priori dan bisa pula bersifat sintetik a posteriori.

Struktur Aktivitas Ilmiah

            Bahasa Indonesia yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, apapun bentuk karya tersebut, dalam perspektif filsafat Bahasa biasa dikatakan mesti tunduk pada tata permainan Bahasa masing-masing bentuk karya tersebut.Tata permainan Bahasa (language-games) berkaitan dengan suatu masyarakat yang dalam berbahasa terikat pada konteks, nilai, dan aturan-aturan khasnya.

            Konteks social-budaya karya tulis ilmiah memiliki ciri-ciri khasnya, yaitu (1) cerminan dari komunitas social wacana (2) pesan yang diungkapkan mengandung makna social (3) memiliki laras dan sosioretorik tersendiri dan (4) penulisannya dilandasi oleh prinsip pembingkaian atau farming. Menurut Pierre Bourdieu (Jenkins,2004) istilah habitus merujuk pada kondisi penampakan atau situasi yang habitual khususnya pada tubuh.Dengan demikian, habitus hanya ada di dalam, melalui, dan disebabkan oleh praksis individu akibat interaksinya dengan lingkungannya; termasuk caranya berbicara, caranya bergerak, dan caranya membuat sesuatu.

            Dalam kaitan dengan Bahasa, menurut Bourdieu, Bahasa tidak dapat dianalisis atau dipahami secara terpisah dari konteks budaya, kondisi social, dan penerimaannya, karena semua tindak Bahasa merupakan hasil dari dua hal yang bersifat kausal.Pertama, terdapat habitus bahasa yang meliputi kecenderungan budaya untuk mengatakan hal-hal tertentu; atau, suatu kompetensi kebahasaan yang spesifik, yang tidak lepas dari konteks sosialnya. Kedua,terdapat pasar bahasa yang berbentuk sanksi dan sensor, yang mengatur boleh-tidaknya sesuatu itu dituturkan, dijelaskan, atau diungkapkan.

Ideologi dan Kesadaran Berbahasa

            Ideologi oleh Karl Marx dikatakan sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas social tertentu dalam bidang politik atau social ekonomi.Menurut Marx, ideologi menjadi bagian dari apa yang disebutnya uberbau (suprastruktur), yaitu bangunan atas yang didirikan di atas kekuatan-kekuatan yang memiliki factor-faktor produksi dan oleh karena itu mencerminkan suatu pola ekonomi tertentu. Menurut de Tracy, bangsa prancis membutuhkan cita-cita untuk membangun suatu system pengetahuan yang dinamakan “ideologi” atau science of ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat prancis. Selaras dengan hal ini, maka menurut Lauer (1993) system ide-ide atau system cita-cita yang terwujud sebagai ideologi tersebut akan mendorong para pelakunya untuk mempertahankan tatanan yang ada.

No comments:

Post a Comment