Monday, 28 June 2021

BAB I MANUSIA DAN AGAMA

 BAB I

MANUSIA DAN AGAMA

A.    Alam Semesta Sebagai Ciptaan Allah

Alam raya yang terdiri dari milyaran planet diciptakan Allah dalam proses yang panjang dan bertahap dan dalam suatu periode yang sangat panjang. Al-Quran mengisyaratkan proses penciptaan alam dalam enam periode, setiap periode terdiri dari ribuan tahun atau jutaan tahun, dalam Al-Quran disebutkan:

وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ وَّكَانَ عَرْشُهٗ عَلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا 

Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, adapun ‘Arsy-Nya telah tegak pada air, untuk menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya” (Hud:7)

اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” (Al-Anbiya:30)

Berbeda dengan pandangan ilmu pengetahuan (Barat) yang meniadakan unsur ketuhanan dalam proses kajian alam. Seperti mereka berpendapat bahwa alam raya ini berasal dari kabut tebal yang kemudian berkumpul dan berputar hingga menimbulkan panas. Ketika panas itu mencapai titik tertentu terjadilah ledakan besar dan sisa-sisa ledakan itulah yang menjadi cikal bakal planet di jaat raya.

Prinsip utama dalam bahasan penciptaan alam raya diarahkan adanya kesadaran akan adanya Sang Maha Pencipta melalui penghayatan terhadap ciptaan-Nya. Karena alam raya dengn segala isinya bukan sesuatu yag ada dengan sendirinya atau sesuatu yang kebetulan.

Sesungguhnya dilihat dari sudut pandang manusia, Allah dan Alam (semesta). Allah pencipta sedangkan alam yang diciptakan. Alam adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera , perasaan, dan pikiran kendati pun samar-samar. Melalui partikel atau zarrah yakni bagian benda yang sangat kecil sampai kepada benda yang sangat besar. Dari yang paling sederhana susunannya sampai kepada yang sangat kompleks (rumit, saling berhubungan). Ruang dan waktu (space and time) adalah alam. Juga manusia termasukalam atau bagian alam semesta.

Alam semesta telah diciptakan-Nya dengan tatanan kerja yang terarur, rapi, dan serasi. Keteraturan, kerapian, dan keserasian alam semesta dapat dilihat pada dua kenyataan. Pertama, berupa keteraturan, kerapian, keserasian dalam hubngan alamiah antara bagian-bagian di dalamnya dengan pola saling melengkapi dan mendukung. Kedua, keteraturan yang yang ditugaskan kepada malaikat untuk menjaga dan melaksanakannya.

Kedua hal itulah kemudian membuat berbagai keserasian, kerapian, dan keteraturan yang kita yakini sebagai Sunnatullah yakni ketentuan dan hukum yang ditetapkan Allah. Sunnatullah yang menyebabkan alam semesta selaras, serasi dan seimbang dipatuhi sepenuhnya oleh partikel atau zarrah yang menjadi unsur alam semesta itu.

Ada tiga sifat utama sunnatullah:

1.      Pasti atau tentu. Dalam Alquran disebutkan

قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Artinya: “Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (At-Talaq:3)

2.      Tetap (tidak berubah-ubah), dalam Alquran disebutkan

سُنَّةَ مَنْ قَدْ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنْ رُّسُلِنَا وَلَا تَجِدُ لِسُنَّتِنَا تَحْوِيْلًا

Artinya: “(Yang demikian itu) merupakan ketetapan bagi para rasul Kami yang Kami utus sebelum engkau, dan tidak akan engkau dapati perubahan atas ketetapan Kami.” (Al-Isra:77)

3.      Objektif, dalam Alquran disebutkan

اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ

Artinya: “bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh.”

(Al-Anbiya:105)

Demikianlah alam semesta diciptakan Allah dengan hukum-hukum-Nya
untuk dikelola dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai khalifah.

 

 

 

B.     Manusia Menurut Agama Islam

Para ahli pikir telah mengkaji manusia menurut bidang studinya masing-masing, tetapi sampai sekarang para ahli masih belum mencapai kata sepakat tentang manusia, diantaranya:

1.   Teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo volens (manusia berkeinginan). Menurut teori ini manusia adalah makhluk yang memiliki perilaku hasil interaksi antara komponen biologis (id), psikologis (ego), dan social (superego), di dalam manusia terdapat unsur animal (hewani), rasional (akali), dan moral (social).

2.   Teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia mesin). Menurut teori ini segala tingkah laku manusia terbentuk sebagai hasil proses pembelajaran terhadap lingkungannya, tidak disebabkan aspek rasional dan emosional.

3.   Teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berfikir). Dalam teori ini mausia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, tetapi makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir.

4.   Teori humanisme manusia berperilaku untuk mempertahankan, meningkatkan, mengaktualisasikan diri dan sebagainya.

Allah Sang Pencipta telah menurunkan Alquran yang di antara ayat-ayat-Nya adalah gambaran-gambaran konkret tentang manusia. Berbagai istilah digunakan untuk menunjukkan berbagai aspek kehidupan manusia, di antaranya:

1.   Manusia disebut Bani Adam. Firman Allah:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

Artinya: “Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf:31)

2.      Manusia disebut An-naas  yang menunjukkan sifatnya yang berkelompok sesama jenisnya. Firman Allah:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah:21)

3.      Manusia disebut dengan insan yakni ,akhluk yetbaik yang diberi akal sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan. Firman Allah:

خَلَقَ الْاِنْسَانَۙ - عَلَّمَهُ الْبَيَانَ

Artinya: “Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” (Ar-rahman:3-4)

4.      Manusia disebut ‘abdun (hamba) yang menujukkan kedudukannya sebagai hamba Allah yang harus tunduk dan patuh kepada-Nya. Firman Allah:

فَلَمْ يَرَوْا اِلٰى مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ اِنْ نَّشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ الْاَرْضَ اَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِّنَ السَّمَاۤءِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّكُلِّ عَبْدٍ

مُّنِيْبٍ

Artinya: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka kepingan-kepingan dari langit. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).” (Saba’:9)

5.          Fitrah Manusia. Kata fitrah berasal dari kata fatara, artinya ciptaa, suci, seimbang. Fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan kecenderungan kepada kebenaran (hanif). Menurut imam Al-Maraghi fitrah adalah kondisi dimana Allah menciptakan manusia yang menghadapkan dirinyakepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya. Firman Allah:

فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ  لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ ۙ

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Ruum: 30)

6.         Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. Hal ini bisa dibandingkan dalam makhluk lain dalam aspek penciptaannya. Mungkin banyak kesamaannya, tetapi tangan manusia lebih fungsional dari makhluk lain, demikian organ-organ lainnya.

                                                          لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (At-Tiin:4)

7.      Manusia memiliki kemauan atau kehendak yang menyebabkannyabisa mengadakan pilihan-pilihan. Firman Allah:

اِنَّا هَدَيْنٰهُ السَّبِيْلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوْرًا 

Artinya: “Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” (Al-Insan:3)

8.      Manusia secara individual bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Firman Allah:

كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ 

Artinya: “Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (At-Thuur:21)

9.      Manusia diciptakan Allah untuk menjadi Khalifah-Nya di bumi. Firman Allah:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (Al-Baqarah:30)

 

C. Kebutuhan Manusia Akan Pedoman Hidup

Berbekal potensi yang dimiliki manusia, manusia dapat hidup dan mengembangkan kebudayaanya. Tetapi kemampuan dan potensi itu tidak memberikan segalanya bagi manusia. Akal dan qolbu memiliki keterbatasan-keterbatasan sehingga dalam pemenuhan kebutuhan yang bersifat ruhaniah manusia tidak bisa mengandalkan keduanya. Dalam kehidupan manusia, banyak hal yang tidak bisa menjawab oleh manusia dengan segala potensi kemanusiaan yang dimilikinya. Dengan akalnya saja, manusia tidak dapat menjawab tentang siapa yang menciptakan alam, dari mana dia berasal, kemana dia akan pergi setelah kematian.

Akal dapat menyampaikan manusia kepada pengetahuan tentang adanya tuhan. Tetapi ia tidak bisa menjawab pertanyaan siapa Tuhan itu.untuk mendapatkan jawaban yang benar tentang tuhan, harsulah tuhan sendiri yang menjawabnya. Untuk bertanya langsung kepada tuhan, tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Satu-satunya jalan adalah bertanya kepada orang yang telah dipercaya oleh tuhan untuk menerangkan tentang tuhan. Disinilah urgensinya seorang Rasulullah bagi manusia sehingga manusia dapat mengetahui tentang tuhan. Bukti-bukti kerasulan Muhammad bukan hanya tercatat dalam sejaraha hidupnya, melainkan juga tercatat dalam Al-Quran. Firman Allah:

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

Artinya: “Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ahzab:40)

Usaha pencarian tuhan oleh manusia sendiri telah membuktikan lahirnya keanekaragaman konsep tuhan. Yang menyebabkan manusia menyembah tuhan yang dipersepsikannya sendiri. Jika demikian, berarti tuhan itu adalah karya berpikir manusia. Padahal, setiap hasil berpikir derajatnya lebih rendah dari yang memikirkannya dan pencipta lebih tinggi dan mulia dari dibandingkan dengan ciptaan. Karena itu mustahil tuhan lebih rendah daripada manusia.

Disamping informasi tentang tuhan, maka wahyu tuhan memuat pula petunjuk dan pedoman hidup yang dibutuhkan manusiamenjawab dan memberikan bimbingan ke arah mana manusia kedepan dan bagaimana memberi makna hidup yang bersifat sementara ini. Walhasil, wahyu digunakan manusia untuk menjadi pedoman dan pembimbing jalan kehidupan manusia yang diinginkan tuhan agar manusia dapat memperoleh kebahagaiaan dunia dan akhirat.

Sikap konsisten seorang terhadap agamanya terletak pada pengakuan hati nuraninya terhadap agama yang dipeluknya. Konsistensi ini akan membekas pada seluruh aspek kehidupannya membentuk sebuah pandangan hidup.

Diantara langkah-lanngkah-langkah sikap konsistensi seseorang terhadap agama adalah:

1.      Pengenalan

Seorang harus mengenal dengan jelas agama yang dipeluknya sehingga bisa membedakannya dengan agama yang lain.

2.      Pengertian

Ajaran agama yang dipeluknya pasti memiliki landasan yang kuat, tempat dimana seharusnya ia memandang. Mengapa suatu ajaran diajarkan, apa faedahnya untuk kehidupan pribadi dan masyarakat, apa yang terjadi jika manusia meninggalkan ajaran tersebut dan lain-lain adalah pertanyaan yang menghantarkan kita sebuah pengertian. 

3.      Penghayatan

Pada fase ini agama tidak sekedar dalam pikiran tetapi lebih masuk ke dalam relung-relung hatinya. Sehingga melahirkan keyakinan atau keimanan yang mendorong untuk melaksanakan agama dengan tulus ikhlas.

4.      Pengabdian

Seseorang yang masuk pada fase ini bagaikan sudah tidak memiliki dirinya sendiri, karena demikianlah hakikat penghambaan. Fase penghambaan ini disebut ibadah, yaitu penyerahan diri secara totalitas kepada tuhannya.

5.      Pembelaan

Rintangan terhadap agama adalah rintangan terhadap dirinya sendiri sehingga ia akan segera melakukan pembelaan.     

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

UAS BAHASA ARAB UNTUK KULIAH/ PERGURUAN TINGGI

 UAS BAHASA ARAB

Percakapan di Ruang Lobi

المُوَظَّفِ           : لوْسَمَحْتِ أيْنِ حَقَا ئبكِ ؟

lau samakhta, aina khaqibatuka?

Karyawan     : Permisi, mana tas-tas/koper-kopermu?

يوْسُفِ              :         معيِ حَقيْبَةِ وَا حدةَ

Ma’i khaqibatun wakhidatun

Yusuf              : Saya membawa satu koper/tas

المُوَظَّفُ           :هَل تسْمَحِ بالجَوَا زِ وَ بطَاقَ ةِ المُغَادرةِ ؟

Hal tasmakhu bil jawazi wa bitoqoti al mughodaroti?

Karyawan     : Apakah anda berkenan (dilihat) pasport dan boarding pass ?

بكُلِ سُرُوْ رِ        :يوُسُفِ

Bikulli surur

Yusuf              : Dengan senang hati

المُوَظَّفِ            :إلَى أيَنِ مُتجَّهِ ؟

Ila aina muttajihun

Ke mana tujuanmu (setelah ini)?

يوْسُفِ : أنَا مُتجَّهِ إلَى  بوَّابَةِ الخُرُوْجِ

Ana muttajihun ila bawwabati alkhuruj

Yusuf              : Saya mau menuju pintu keluar

لمُوَظَّفِ         :حَسَنًا 

Khasanan

Karyawan     : Baiklah

MUFRODAT

ARTI

LATIN

ARAB

Boarding pass

Keberangkatan

Imigrasi

Tas

Bea cukai

Kedatangan

Tujuan

Kartu

Berada di dalam

Senang

Keluar

Tempat duduk

 Wifi

Charger

Jam

 

Bitoqotul mughodaroh

Mughodaratun

Jawazat

Khaqibatun

Jamariku      

Al wushul     

Ittijahun

Bitoqotun

Dakhilun

Sururun

Khurujun     

Maq’adun

Al wayfiy      

Asyakhnu

Saa’atun

بطاقَة الُمغَادَرةَ

الُمغَادَرةَ

جَوَازَا تِ

حَقيْبَةِ

جَمَا ركِ

لوُصُوْ لِ

ا تجَّه

بطَاقَةِ

داخلِ

سُرُوْ ر

خُرُوْ ج

مَقْعَدِ

الواِيِفاي

الشحِنِ

سَاعَةِ

PERCAKAPAN DI BANDARA

قاِد م ْن َت ْي َن

؟ ََ

أأ ِم ْن :ي ْو س ف َ

Min aina anta qodimun ?

Karyawan     : Dari mana kamu datang?

ْن َتَ

ْر ِكيَا ِم ْن َو ؟أ م ,ت

قَاِد نَاَم أ : ا ن َ

ْ عث

Ana qodimun min turkiya, wa anta?

Yusuf            : Saya datang dari Turki, dan kamu?

ْونِ ْي ِسيَا

ْند

 م أ ِم ْن َ

قَاِد نَا

أ :ي ْو س ف َ

Ana qodimun min andunusiya

Karyawan    : Saya datang dari Indonesia

أ ْي َن َ ؟تذهب ْن َت

أ ى َ

لَ

َم إ : ا ن ِ

ْ

 عث

Ila aina anta tadzhabu?

Yusuf       : Ke mana kamu akan pergi?

ْن َت

َ

,سنغافورة إلى ذاهب انا :ي ْو س ف َو ؟أ

Ana dzahibun ila singhofurotun, wa anta?

Karyawan   : Saya pergi ke Singapura, dan kamu?

َم األسترالية إلى ذاهب انا : ا ن

ْ

 عث

Ana dzahibun ila al usturoliyatun

Yusuf           : Saya pergi ke Australia

َمة

 :ي ْو س ف َم َع اللقاء إلى ال َّسالَ

Ilal liqoi ma’a salamatun

Karyawan     : Sampai jumpa semoga selamat sampai tujuan

 

Mufrodat :

َم َطا ر (matorun (Bandara

 Pesawat (toirotun) رةَ

َّطائِ

ال

بَ َّوابَة (bawwabatun (gate/Gerbang

Datang/asal (qodama-yuqodimu) دم - ْيق

َ

ِدم

قَ

 م َسافِ ر (musafirun (Penumpang

 Tinggal (baqiya-yabqo) يْ

َي يَ - ْبِق

بَِق

 Bangunan (bina un) اءَنِ

ب

َمْوقِف (mawqifun (Pemberhentian

 Pergi (dzahaba-yadzhabu) ب هَ

َه َب ْ

يَذ - ذَ

َم يَتَ - َّشى َم شِي (yatamasya-tamasya (Bertamasya

تَ

َرتِ ْيب (rotibun (Petugas

 م ِضْيفَة (mudzhifatun (Pramugari

َطيَّار (toyyaru (Pilot

 Jumpa/Pertemuan (alliqou) اللقاء

Percakapan di Agen Tiket

أُرِيْدُ أَنْ أَحْجِزَ لِلرِّيَاضِ

`urid`an`atlub`iilaa alriyad

Yusuf            : Saya ingin memesan (tiket) untuk ke Kota Riyadh.

هُنَاكَ رِحْلَةٌ يَوْمَ السَّبْتِ

Hnak rihlat jawiyat yawm alsabt

Karyawan    : Ada penerbangan di hari Sabtu

جَمِيْلٌ ، اِحْجِزْ لِي مَكَانًا

Jayid, khudhu makananaan li

Yusuf            : Bagus, tolong pesankan satu kursi untuk saya.

أَبِالدَّرَجَةِ الأُوْلَى أَمِ السِّيَاحِيَّةِ ؟

Abidarro jatil ula amsyaahhiyati

Karyawan       : Untuk kelas bisnis atau ekonomi?

بِالدَّرَجَةِ السِّيَاحِيَّةِ

Biddarojatisiya hiyati

Yusuf               : Kelas ekonomi saja.

حَسَنًا ، عَلَيْكَ أَنْ تُؤَكِّدَ الحَجْزَ قَبْلَ السَّفَرِ بِيَوْمٍ

Hasanan, ngalaika antu akidza khazza qobliyassafri biyaum

Karyawan        : Baik, hendaknya Anda memastikan pesanan satu hari sebelum keberangkatan.

مَتَى تُقْلِعُ الطَّائِرَةُ ؟

Mataa taqile altayr?

Yusuf               : Kapan pesawat akan take off?

فِي العَاشِرَةِ صَبَاحًا

Fil alshirati shabaan

Karyawan       : Jam10 pagi.

وَمَتَى أَحْضُرُ إِلَى المَطَارِ؟

Wamanta ati`iila almatar?

Yusuf               : Dan kapan saya harus ada di bandara?

 

قَبْلَ الإِقْلَاعِ بِسَاعَةٍ عَلَى الأَقَلِّ

Qoblal iqolangi bisangatin ngalal aqqolii

Karyawan                : Minimal 1 jam sebelum take off.

شُكْرًا

shukrana

Yusuf                        : Terima kasih

            رَافَقَتْكَ السَّلَامَةُ

Rofaqotissalamatu

Karyawan                : Semoga keselamatan menemanimu.

Mufrodat

Booking tiket                                   حَجْزُ التَّذَاكِرِ                Hajzur tadzaakiri

Keberangkatan                               مُغَادَرَةٌ                          Mughoo daroh           

Kedatangan                                     وُصُوْلٌ                          Wushuulun

Maskapai/Airlines                          الخُطُوْطُ الجَوِّيَّةُ            Al khuthuutul jawwiyyah

Money Changer                              صَرَّافُ عُمْلَةٍ                  Shorroofu ‘umlatin

Nomor penerbangan                    رَقْمُ الرِّحْلَةِ                    Roqmur rihlah

Tiket                                                   تذكرة                            Tadhkira

Visa                                                  تَأشِيْرَةٌ                             aksyiirotun

Agen                                            وَكِيْلُ السَّفَرِ                        wakiilus safari

Passport                                            جواز سفر                    jawaz safar

Tersedia                                            متاح                            matah

Penuh                                                تَمَّ                               tamma

Nomor                                               رَقْم                              raqm

Harga                                               القِيْمَة                            al-qiimatu

Pesan                                                 رِسَالَة                           risala

Kelas ekonomi                                الدَّرَجَةُ السِّيَاحِيَّةُ           Ad darrojatus siyya hiyyattu )

Kelas bisnis                                   الدَّرَجَةُ الأُوْلَى       Ad darojatul uulaa )

 

Percakapan Didalam Pesawat

ال ُمَو ظ المضيفات إلى االهتمام جميعا لكم يرجى : ُف

Yurja lakum jami’an alihtimam ila almudhifat

Karyawan : Kepada kalian semua diharap untuk memperhatikan para pramugari

َم ْح ُمود

؟سيفعلون ماذا :

Madza sayaf’alun?

Yusuf         : Apa yang akan mereka lakukan?

واإلذاعة األمتعة مثل الطائرة في هو ما أعرض على انهم :يُ ْو ُس ُف

Annahum ‘ala a’rodin ma huwa fi toirotin mitslu al amti’ati wa al idza’ati

Karyawan  : Mereka memperkenalkan segala yang ada di dalam pesawat seperti bagasi dan radio

ِرْيح

ُم ْستَ أجل من بالطبع ههذا :

َم ْح ُمود

Hadzihi bittob’i min ajli mustarikh

Yusuf        : Hal ini pasti untuk kenyamanan

بالطبع َح َسنًا :يُ ْو ُس ُف

Khasanan bittob’i

Karyawan  : Bagus, itu sudah pasti

MUFRODAT

َسفَر ْمتِعَة             (safari atu’amti (Bagasi)

َأ

 Radio                     (midzya’un) اعَي

ِمذْ

ُم ِضْيف              (mudhzifun (Pramugara

Sabuk pengaman (khizamul amni) مانَ

ا ِح َزام ْألَ

ِرْيح                     (mustarikh (Kenyamanan

ُم ْستَ

 م يَ ْهتَ - م          (yahtammu-ihtamma (Memperhatikan

اِ ْهتَ

ُمتَ َظا ِهر (mutadzohir (Mempraktikkan

 Keamanan  (amani) مانَأ

Alat-alat elektronik (iliktruniy) يأِل ْكت ُرْونِ

 Mematikan (yughlaqu) يغ