Monday 23 December 2013

Sistem Reproduksi Pada Manusia

 Reproduksi adalah cara makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru yang memiliki sifat yang sama dengan induknya
Sistem reproduksi manusia melibatkan induk jantan dan induk betina.
Dalam sistem reproduksi manusia, tiap-tiap induk mempunyai organ reproduksi.


A. ORGAN REPRODUKSI PADA MANUSIA

Berdasarkan cara perkembangbiakannya manusia tergolong vivipar dengan fertilisasi internal.
Ditinjau dari jenis kelaminnya, manusia dapat dibedakan menjadi pria dan wanita. Pria dan wanita mempunyai organ reproduksi yang berbeda.

1.Sistem Reproduksi Pada Pria


Organ reproduksi pria mempunyai dua fungsi reproduksi, yaitu produksi sel kelamin dan pelepasan sel-sel ke saluran sel kelamin wanita.
Organ reproduksi pria terdiri atas empat bagian utama, yaitu testis, vas defferens, kantong sperma, dan penis.

a. Testis :
Testis berjumlah sepasang dan berbentuk bulat telur.
Testis tersimpan dalam suatu kantong yang disebut skrotum atau kantong buah zakar. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan sel sperma dan hormon kelamin (testosteron).

b. Vas deferens :
Vas defferens merupakan saluran yang menghubungkan testis dan kantong sperma. Vas defferens berjumlah sepasang.
Bagian ujungnya terletak di dalam kelenjar prostat.

c. Kantong sperma :
Kantong sperma berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menampung sperma sebelum dikeluarkan dari tubuh seorang pria.

d. Penis :
Di dalam penis terdapat uretra yang berfungsi sebagai saluran urine dan saluran sperma.


2. Sistem Reproduksi Pada Wanita



Organ reproduksi seorang wanita terdiri atas ovarium (indung telur), oviduk/tuba fallopi (saluran telur), dan vagina.

a. Ovarium
Ovarium berjumlah sepasang dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum). Ovarium terletak di rongga perut tepatnya di daerah pinggang kiri dan kanan. Ovarium diselubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung beberapa folikel.
Setiap folikel mengandung satu sel telur. Folikel merupakan struktur, seperti bulatan-bulatan
yang mengelilingi oosit dan berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel telur. Sel telur yang telah masak akan lepas dari ovarium. Peristiwa itu disebut ovulasi. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga berfungsi menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.

b. Oviduk
Oviduk berjumlah sepasang dan berfungsi menggerakkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai (fimbrae).
Fimbrae berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Pembuahan
sel telur oleh sperma terjadi pada oviduk, selanjutnya ovum yang telah dibuahi bergerak ke rahim (uterus). Rahim merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan
embrio hingga dilahirkan. Rahim manusia bertipe simpleks, artinya hanya mempunyai satu ruangan. Pada wanita yang belum pernah melahirkan, biasanya rahim berukuran panjang 7 cm dan lebar 4 cm. Rahim bagian bawah mengecil dan dinamakan serviks uteri, sedangkan bagian yang besar disebut corpus uteri (badan rahim).
Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium menghasilkan banyak lendir dan mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap bulannya, jika tidak ada zigot yang menempel, yaitu saat terjadi menstruasi.

c. Vagina
Vagina berfungsi sebagai organ persetubuhan dan untuk melahirkan bayi. Organ tersebut mempunyai banyak lipatan sehingga pada saat melahirkan dapat mengembang. Dalam vagina
terdapat lendir yang dihasilkan oleh dinding vagina dan oleh suatu kelenjar, yaitu kelenjar bartholini.

  
B. SIKLUS MENSTRUASI 

 

Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata
berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai
hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase,
yaitu:

1. Fase Menstruasi
Fase ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan.
Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase Pra-Ovulasi
Fase Pra-Ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mengeluarkan FSH.
FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen.
Adanya esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium.
Peningkatan kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan
LH. LH singkatan dari luternizing hormon. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase Pasca Ovulasi
Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbedabeda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari


C. FERTILISASI



Jika sel telur pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium.
Pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi.
Setelah ovulasi sel telur ditangkap oleh infundibulum dan segera menuju ke saluran
fallopi, di saluran inilah terjadi pembuahan.
Bila sel telur telah dibuahi menjadi zigot dan zigot berkembang menjadi embrio yang
kemudian menempel pada dinding rahim melalui plasenta
Dan berkembang di dalam rahim.


D. JANIN

1. Perkembangan Janin
 

1) Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.
2) Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari
tangan,hidung, dan kaki.
3) Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi. Ukuran
kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4) Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ yang sudah
lengkap.
5) Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan.


2. Selaput pembungkus Janin



a. Amnion, merupakan selaput yang membatasi ruangan tempat terdapatnya embrio. Dinding amnion mengeluarkan getah berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga embrio agar tetap basah dan menahan goncangan.
b. Korion, merupakan suatu selaput yang berada di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh membentuk jonjot pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah induknya melalui plasenta.
c. Sakus vitellinus (kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta. Sakus vitelinus merupakan pemunculan sel-sel dan pembuluh darah yang pertama.
d. Alantois terletak di dalam tali pusat. Alantois berfungsi untuk respirasi, saluran makanan, dan ekskresi. Waktu embrio berkembang, jaringan epitelnya menghilang dan tinggal pembuluh darah yang berfungsi sebagai penghubung embrio dan plasenta.


E. KELAINAN DAN PENYAKIT PADA ORGAN REPRODUKSI

1. Sifilis
Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri.
Tanda-tanda sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya tangan dan telapak kaki.
Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan
dan gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat.

2. Gonorhea
Gonorhea ini bisa disebut juga kencing nanah. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri.
Gejala dari gonorhea, antara lain keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin; rasa panas dan sering kencing.
Bakteri penyebab penyakit ini dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian dan dapat mengakibatkan kemandulan.
Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan penggunaan antibiotik secara cepat

 3. Herpes Genetalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus.
Virus penyebab penyakit herpes genetalis adalah Herpes simpleks. Gejala penyakit herpes genetalis,
antara lain timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau
lepuhan berair.

4. AIDS
disebabkan oleh infeksi HIV.
Virus ini akan merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang sel darah putih. Seseorang yang mengidap AIDS tidak dapat melindungi dirinya dari segala macam bibit penyakit. Akibatnya, penderita bisa terserang berbagai penyakit.
pencegahan :
1) Menggunakan jarum suntik yang steril dan jarum yang sekali pakai lalu dibuang.
2) Memeriksa darah sebelum transfusi darah, sehingga darah dapat dipastikan tidak terinfeksi virus HIV.





Read More :
- http://anekanek.blogspot.com/2013/09/biologi-smp-ix-sistem-reproduksi-pada.html

No comments:

Post a Comment